Dua pekan terakhir ini interaksi ku dengan gadget berkurang, bahkan kemarin saat aplikasi wa down pun tak membuatku repot. Jualan online masih jalan meski hanya sekedar posting produk di story wa, tanpa bikin konten di fanspage, tiktok atau upload shopee. Waktu seolah berjalan cepat sekali, tahu tahu sudah di penghujung 2022. Bahkan memastikan belum bergelar almarhumah sekian menit ke depan kita tak punya kuasa. Tiap pagi sounding pada diri sendiri, semangat ya ....yang kuat ya, jangan bosen berbuat baik, kalau pingin memantaskan diri diakui jadi umat Kanjeng Nabi Muhammad ya berbuat baik sebisanya, dengan kedua tanganmu, kedua kakimu, setiap embusan nafasmu kamu niatkan agar supaya selalu tabarruk pada beliau. Bagaimana beliau memperjuangkan umatnya, maka sepatutnya sebagai wujud rasa terima kasih kita pada beliau, sebisanya berbuat baik, kalaupun belum bisa berbuat baik, paling tidak jangan menyakiti liyan dengan lisanmu. Kalau perlu tidur dengan niat agar tidak melakukan maksiat, ning ya bukan terus rebahan terus tanpa melakukan apapun, seremeh apapun peran hidupmu, jalani dengan sepenuh hati.
Banyak kejadian yang memancing mulut untuk berkomentar, ikut rasan - rasan, kejatuhan orang lain menjadi kesempatan untuk pamer bahwa saya lebih baik, padahal siapa yang bisa menjamin tidak jatuh pada lubang yang sama. Kita fasih menertawakan kegagalan orang lain sementara kita kesulitan mengakui kegagalan kita bahwa kita gagal belajar dari kejatuhan mereka, kita gagal mengulurkan tangan buat mereka minimal uluran doa baik untuk mereka yang masih kesulitan menemukan jalan terang.
Kita bisa berjam - jam membuka aib orang lain, mulai dari si mawar, lanjut ke paimin, wa akhwatuha. Paimin yang tiba - tiba kaya, padahal di rumah saja, mawar yang sering pulang malam dan banyak stok ghibah lainnya. Tapi, ketika panggilan solat datang pura pura lupa, menunggu di akhir waktu .
Mungkin saya termasuk orang yang punya circle yang kecil, bahkan bisa dibilang nggak punya circle. Hidupku hanya berkutat di rumah mungil, itupun masih berantakan sana sini. Tiap pagi bingung mau masak apa buat anak anak, mau mendahulukan yang mana . Sampai pada titik kehilangan keinginan, aku ki jane pingin opo? Makan yang penting ada nasinya, dan bisa menjadi kekuatan untuk aktivitas sok sibuk tiap harinya. Nggak pingin shoping, nggak pingin skincare, skin care cuma air wudhu dan sabun bayi. Tak mengenal lipstik, punya bedakpun sering kadaluarsa, seembuh itu aku. Jangan sampai aku menomor sekiankan hal yang harus jadi prioritas, namun juga bukan berarti self love itu nggak penting. Buatku self love adalah berbuat kebaikan pada sesama dengan semua yang telah dianugrahkan Tuhan pada kita, dengan pikiran, tenaga, harta, dan waktu. Karena manusia kelak akan dikenang dengan hasil kerjanya, meskipun di lingkup mikro. Jangan sampai kehadiranmu jadi ujian buat orang lain, tapi selesaikan ujian ujianmu dengan keyakinan bahwa Tuhan tak pernah mengabaikan dan membiarkan hambanya berjalan sendiri.
Komentar
Posting Komentar