Dalam melakukan kebaikan, adakah syarat bahwa orang tadi harus ahli puasa/ahli ibadah?
Ada orang yang habis melakukan judi, mabuk/maksiat, lalu di tengah jalan menyelamatkan anak yang hampir tertabrak mobil, kira - kira keluarga si anak tadi berterimakasih tidak? Pastinya akan mengucapkan terimakasih kepada orang tersebut.
Dalam teori nyata tidak ada syarat bahwa untuk menolong bocah yang hampir ditabrak mobil harus ahli solat, tidak pernah zina/tidak pemabuk.
Dalam sebuah hadits dikisahkan, ada seorang pelacur pulang dari bekerja, kebetulan melihat anjing yang menjilati tanah. Lalu, karena kasihan pelacur tersebut mengambil air dengan menggunakan sepatunya, lalu diminumkan ke anjing yang kelaparan tadi, dan Allah berterima kasih karena telah menolong makhluk Nya. Sebab kejadian tersebut, pelacur tadi diberi hidayah oleh Allah menjadi orang baik/solihah.
Allah berfirman : " Orang yang beriman dan beramal soleh akan mendapat pahala."
Kadang amal Soleh dilakukan oleh orang - orang yang ahli maksiat.
Allah juga dawuh bahwa sodaqoh yang penting sodaqoh, nggak perlu syarat yang ruwet harus ikhlas atau dilakukan oleh orang baik.
Dikisahkan ada orang Majusi (orang majusi adalah orang yang tidak mengenal Tuhan) yang menikahi anaknya sendiri, karena dia merasa sudah merawat dari kecil. Saat orang majusi tersebut akan melakukan hubungan suami istri, ada orang yang mendatangi rumahnya dengan membawa pelita. Setiap didekati orang majusi, orang tersebut kabur. Selang beberapa waktu, orang tersebut datang lagi dan diulang sampai 3 kali. Lalu, kemudian didatangi oleh majusi tersebut ternyata orang tadi adalah janda yang punya anak kecil - kecil. Si Majusi bertanya "Kamu kenapa melakukan hal itu?" Setiap anak saya menangis, saya beranikan diri mengemis kepada anda, sebab anda orang kaya. Saya ingat kalau anda itu majusi dan saya ini wanita muslimah, mosok minta tolong sama orang majusi, jawab janda tadi.
Lalu Si Majusi pun mengambilkan gandum untuk diberikan kepada janda tersebut. Majusi tadi memikul gandumnya sendiri tanpa menyuruh orang lain. Berkat sodaqohnya tadi, orang Majusi tersebut tidak jadi mengumpuli anaknya sendiri dan bertaubat.
Bahkan Nabi titip salam kepada seorang waliyullah melalui mimpi untuk orang Majusi tersebut. Awalnya wali tidak percaya ketika Nabi Muhammad titip salam kepada orang majusi yang menikahi anaknya sendiri. Walhasil, Fulan mendatangi orang majusi tersebut. Si Majusi bertanya " Ada apa?"
Waliyullah tadi bercerita bahwa dia mimpi bertemu Nabi Muhammad dan beliau titip salam buat anda, hampir saja tidak saya sampaikan karena kelakuan anda seperti itu.
Lalu orang Majusi tersebut langsung bersyahadat. Si Wali tadi kaget, kenapa malah syahadat.
Lalu Majusi bilang bahwa kejadian tersebut tidak ada yang tahu kecuali saya, kok bisa Nabi Muhammad tahu, itu artinya Nabi anda benar - benar Nabi.
Kisah di atas membuktikan bahwa Allah setiap saat punya momentum yang mana ia menjadi sebab keridhaan Allah. Maka, setiap orang harus berburu momentum yang menjadi sebab ridhonya Allah.
Berburu momentum yang menjadi sebab ridhonya Allah, seperti kisah Pelacur dan orang Majusi yang telah dikisahkan di atas.
Ada lagi kisah penyihir yang disewa Fir'aun untuk melawan Nabi Musa, eh malah mereka sopan terhadap Nabi Musa. Si penyihir ketika akan diadu dengan Nabi Musa bilang " Monggo, Panjenengan dulu atau saya ?" Nabi Musa lalu mempersilakan Nabi Musa terlebih dahulu. Sebab sikap sopannya tadi Allah memberikan hidayah pada penyihir.
tersebut.
Namun, terkadang azab Allah juga datang tidak diduga-duga, seperti kasus Tsa'labah. Tsa' labah sampai mendapat julukan merpati masjid sebab tidak ada sahabat yang khusyuk seperti Tsa'labah. Tsa'labah minta didoakan oleh Nabi Muhammad supaya kaya raya. Kanjeng Nabi sempat menjawab " Siapa tahu kemiskinan lebih baik untukmu. Tsa'labah ini tidak pernah wiridan, sehabis salam langsung pulang.
Kanjeng Nabi penasaran terhadap sikap Tsa'labah lalu bertanya, kenapa buru - buru pulang?
Dijawab oleh Tsa'labah bahwa istrinya di rumah tidak bisa solat sebab menunggu baju yang saya pakai ini, baju ini buat gantian. Walhasil didoakan Nabi menjadi kaya sesuai permintaan Tsa'labah. Akhirnya dia menjadi kaya raya, sampai - sampai kambingnya saja memenuhi dua gunung, kira - kira 3000 - 4000 kambing. Tsa'labah berani mengomentari Nabi " Berapa zakatku?" dan dia sudah mulai tidak solat jama'ah lagi. Zakatnya kena banyak, dia bilang ini bukan zakat, ini pemerasan. Allah tersinggung oleh ucapan Tsa'labah, semenjak itu Tsa'labah diberi hati seorang munafik dan dinas dalam Al Qur'an. Gara - gara pelit, orang soleh seperti Tsa'labah masuk neraka. Dan sebaliknya gara - gara sifat dermawan orang Majusi jadi ahli surga.
Komentar
Posting Komentar