Salah satu mood booster kami adalah jalan keliling naik motor sembari ngobrol ngalor ngidul. Membahas pengendara yang jalan ditengah dengan percaya diri seolah jalan miliknya sendiri. Lalu mengingatkan pengendara yang standart motornya belum di posisi yang benar. Dimana pun kita butuh rasa empati dan tata krama. Kami jarang sekali membunyikan klakson sekalipun motor di depan kami mengerem mendadak atau berjalan layaknya keong yang kelaparan.
Benar adanya jika pengalaman terbaik adalah belajar dari kesalahan orang lain. Ketika melihat mereka yang melakukan kesalahan atau bahkan kemaksiatan, yang paling bisa kita lakukan adalah Mendoakan kebaikannya alih alih menghakimi mereka.
Beruntung punya pasangan yang satu frekuensi, yang nggak suka ngurusi urusan orang lain, menjadi komentator bahkan hakim. Hidup ini ibarat kita mengerjakan ujian yang selesai atau tidak, ketika harus dikumpulkan, kita tak bisa menundanya.Jika masih sempat menengok kanan kiri, yang ada tugas kita tidak selesai. Kalaupun tanpa sengaja kita tahu aib dari seseorang, kita tanpa berpikir panjang akan berusaha menutupnya dan pura2 lupa dengan harapan Allah akan menutup aib kita.
Tapi sekarang ini zaman dimana kita kehilangan batas. Semua ingin bicara, tapi jarang sekali orang mau mendengar. Mudah sekali berkomentar di medsos bahkan kepada orang yang tak dikenal. Zaman dimana murid lebih percaya google daripada gurunya. Murid kehilangan takzim kepada gurunya. Zaman dimana tata krama menjadi barang langka.
Yang saya khawatirkan adalah ketika benar dan salah sudah tak bisa dibedakan. Hal yang buruk malah jadi keren misalnya bullying kepada junior. Sebaliknya kebaikan, adab jadi hal aneh.
Zaman yang jika tidak ngedan ora keduman. Korupsi menjadi hal yang wajar toh hasilnya disedekahkan, logika macam apa yang sedang dibangun. Kaum sudra yang meregang nyawa karena tertangkap basah mencuri demi perut anak -anak mereka.
Tuhan Yang Maha membolak balikkan hati, selamatkan kami agar tetap memegang teguh keimanan kami untuk tidak menduakan Mu dengan jabatan, nama besar atau harta benda.
Mumpung masih diberi umur, sebisa mungkin berbuat baik pada sesama, kalaupun belum bisa memberi, setidaknya tidak merepotkan. Dunia yang kotor, maka kita setidaknya jangan ikut andil menambahi kotoran di dalamnya.
Komentar
Posting Komentar