Beberapa hari yang lalu usia pernikahan kami tepat di angka 16 tahun. Rasanya? Ya pasti alhamdulillah tsumma alhamdulillah, di usia yang tidak bisa digolongkan pasangan junior tetap bahagia tetap sama rasanya. Masih romantis dengan versi kami. Romantis tanpa bunga ataupun dinner resto bintang lima. Bagi kami duduk bareng berjam jam mendengarkan satu sama lain bercerita, banyakan dia daripada saya itu adalah romantisme. Romantis bagi kami itu njemur pakaian bareng, atau diskusi ngalor ngidul, membahas A sampai Z. Cerita tentang masa kecilnya, dia yang dari kecil suka mancing, dia yang sedari kecil harus ngarit dan angon, dan manggul gabah. Kalau dulu aku nggak manggul gabah mungkin bisa lebih tinggi dari sekarang, selorohnya. Karena prihatinnya dari kecil itu, dia jadi sosok ayah yang akan menghadirkan apapun untuk anaknya.
16 Tahun bersama dia berkenan membantu pekerjaan yang menurut sebagian besar lagi - laki enggan melakukannya. Ketika dia dapati gelas kotor dia sigap membersihkannya, begitupun dengan pakaian kotor tapi frekwensinya jarang. Saya bersyukur menikah dengan seorang laki - laki yang dididik melakukan apa saja pekerjaan rumah tanpa embel - embel gender. Saya bersyukur mendampingi laki - laki yang sangat menyayangi istrinya, meski saya bukan jadi prioritas utama.
16 Tahun bersama dia tak pernah nyimpen uang diam - diam, selalu semua uang yang dia punya dia serahkan asisten pribadinya😊😊 dan dia bukan orang yang ribet menanyakan uang dibelanjakan untuk apa saja, dia 100 persen percaya sama asistennya. Ya karena saya model simpel nggak pingin ini itu, nggak pakai skincare, nggak suka pakai perhiasan, nggak suka shoping juga.
16 tahun kami selalu cerita apa yang kami temui sepanjang hari , cerita - cerita receh tentunya. Kami yang dikala sedih menertawakan kesedihan kami, sebisa mungkin tawa kami lebih lama daripada tangisan pilu, heh lebay ya. Selalu dia berpesan sama istri dan anaknya ojo seneng dimelasi wong liyo, sing gagah. Kesedihan cukup di keep saja, orang lain tahunya kami baik - baik saja.
16 Tahun kami jumpa dengan banyak kekecewaan, diapusi orang - orang yang katanya pinter, ya nggak apa, kami inikan punya Gusti Pangeran Yang Jembar Welas Asihe, yang sulit jadi mudah, yang jauh jadi dekat.
16 Tahun kami semakin banyak melangitkan doa agar anak cucu kami dianugrahi keberuntungan dan keselamatan dunia akhirat. Seperti kata dia, doa itu yang pertama dan utama nyuwun slamet.
Komentar
Posting Komentar